Senin, 10 Oktober 2011

H-2

Ya 2 hari lg gw sidang..
Belum siapin apa2.. hehe..
santai bener..
mungkin sudah semakin dewasa kali ya..
jadi bisa semakin bijak menjalani kehidupan ini..
Hanya bisa mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim..
semoga sidangku diberi kelancaran.. Amin..:)

Sabtu, 26 Februari 2011

Kerasa Lagi

Ga tau sampe kapan.. Mungkin orang itu ga bakal pernah sadar dan ga bakal pernah tau.. Yang jelas hari ini Kerasa Lagi.. Ya Allah kuatkanlah Hamba.. Amin.. :)

Minggu, 30 Januari 2011

Kepala gw.. :(

Gw ga tau harus cerita kesiapa ya iseng-iseng aja gw luapin ke Blog gw. Ya siapa tau ada orang ga ada kerjaan baca blog gw.. Hehe.. Kejadiannya udah 2 hari yang lalu tapi sakitnya masih terasa sampe sekarang.. Huffthh.. Hari itu Sabtu 29 Januari 2011 Jam 9 Pagi (Lengkap bener ti..) seperti biasa klo hari sabtu gw kuliah di depok di Kampus E cuma hari itu gw harus ke kampus D dulu buat ambil legalizir ijazah gw.. (Lho qo udh punya ijazah katanya masih kuliah, iya gw lulus D3 lanjut lagi S1 hehe kurang kerjaan kan gw).

Lanjut ke cerita, setelah selesai ngambil legalisiran berangkat lah gw menuju Kampus E. Nah disinilah pas gw naek angkot.. Jeduuuuuuuuuuuuuuuuuuuuukkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.. Kepala gw kejedot angkot. Sumpahhhhh sakit bgt klo afgan bilang "Bukan Cinta Biasa" tapi klo gw "Bukan kejedot Biasa" hufth.. Sakit Bener..:( Abang angkotnya aja smpe bilang Istighfar. Gw mah cuma bisa ngelus2 kepala gw aja dalam hati sial bener gw. Sampe Kampus E masih kerasa aja ni kepala teng-tengan dan mulai udah jadi benjolnya.

Sebenarnya hari itu gw janjian ke perpus ma diah n kawan kelas gw yang lain tapi berhubung gw telat sampe Kampus E di perpus gw cuma 10 menitan n ngobrol doank ma temen2 gw ga sempet baca plus sempet juga godain mas2 penjaga perpusnya..:D hahaha..

Ini udah dua hari tapi kenapa masih kerasa sakitnya, kemaren pun bangun tidur gw selalu pusing. Gw takut bgt kenapa ni yaa.. Atau jangan2 sangking kerasnya gw geger Otak.. Oh tidaaaaaaaakkk.. Otak gw waktu itu kan gw taro di dengkul.. (hufthh seneng lw ye..)

Ya gw berharap ini bukan apa2 tapi pusingnya gak ilang-ilank bro. Buat yang baca blog gw (hahah.. ngarep) doain ya kepala gw ga kenapa2. Amin..:)

Jumat, 21 Januari 2011

Kasus KKN Yang Menghancurkan Jalan Bisnis & Politik di Indonesia Saat ini

“Andai Ku Gayus Tambunan Yang Bisa Pergi ke Bali Semua Keinginannya Pasti terpenuhi”.. Itulah sepenggal lirik dari Lagu “ Andai Ku Gayus Tambunan. Siapa yang tak kenal Gayus seorang yang biasa tiba-tiba ramai diperbincangkan. Gayus Tambunan sebenarnya hanya seorang pegawai negeri sipil biasa golongan IIIA di sebuah Kantor Pajak. Bak seorang artis Indonesia, namanya melejit menyaingi Dewi Persik dan Julia Perez ataupun Ariel PeterPan.

Kita semua mesti berterima kasih pada pegawai Pajak golongan III A ini. Gara-gara aksinya terbongkar, semua mata kini memandang ke kasus penggelapan pajak yang menimpanya. 25 Milyar rupiah bukan jumlah yang sedikit. Apalagi dimiliki seorang pegawai negeri sipil yang gaji per bulan plus tunjangan ini itu 12 jutaan.

Berterima kasihlah pada Gayus. Karena berkat jasanya lah kasus Century jadi temaram. Siapa yang peduli dengan kasus 6,7 trilyun yang tak jelas kemana itu. Setidaknya kini media massa ramai-ramai berdendang lagu GAYUS. Lupakan huru hara di panggung paripurna DPR bulan lalu. Lupakan pula rekomendasi yang meminta penon aktifan dua petinggi negara, Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.



Kamis, 20 Januari 2011

Tugas 6 : Sosiologi & Politik

Analisa Hubungan Antara Bentuk Birokrasi Negara Maju Dengan Negara Berkembang Dalam Mengatasi Kebutuhan Masyarakat

Suatu negara memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbeda-beda. Ada yang masih bergantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah mampu memberi bantuan kepada negara lain. Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi sosial ekonominya. Kalian tentu pernah mendengar bahwa negara-negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Prancis ataupun Jerman disebut sebagai negara maju. Kemajuan negara-negara tersebut dapat dilihat dari banyaknya kota-kota metropolitan yang dicirikan dengan kondisi fisik berupa banyaknya bangunan atau gedung-gedung tinggi sebagai kawasan industri dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan mayoritas negara maju perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa dan perdagangan. Adapun negara-negara seperti Afrika Selatan, India, Pakistan, Laos, Malaysia, dan termasuk negara kita disebut negara berkembang.

A. Ciri-Ciri Negara Berkembang dan Negara Maju

1. Pengertian Negara Berkembang dan Negara Maju

Suatu negara dapat disebut negara berkembang atau negara maju didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik. Penggolongan suatu negara menjadi negara maju atau berkembang daspat diketahui berdasarkan indikator-indikator berikut.

a. Indikator kuantitatif (data yang dapat dihitung), misalnya:

1) jumlah dan kepadatan penduduk
2) tingkat pertumbuhan penduduk;
3) angka beban tanggungan;
4) angka beban tanggungan; dan
5) usia harapan hidup.

b. Indikator kualitatif (data yang hanya dapat dibandingkan), misalnya;

1) etos kerja dan pola pikir; 4) tingkat kesehatan;
2) tingkat pendidikan; 5) pendapatan; dan
3) mata pencaharian; 6) kesadaran hukum.

2. Ciri-Ciri Negara Berkembang

a. Memiliki emiliki Berbagai Masalah Kependudukan

Berbagai tekanan dan masalah kependudukan yang merupakan masalah kompleks di negara-negara berkembang, antara lain:

1) laju pertumbuhan dan jumlah penduduk relatif tinggi;
2) persebaran penduduk tidak merata;
3) tingginya angka beban tanggungan;
4) kualitas penduduk relatif rendah; sehingga mengakibatkan tingkat produktivitas penduduk juga rendah.
5) angka kemiskinan dan pengangguran relatif tinggi; serta
6) rendahnya pendapatan perkapita.

b . Produktivitas Masyarakatnya Masih Didominasi Barang-Barang Primer

Hal ini dikarenakan, pada umumnya > 70% penduduk di negara berkembang berlatar belakang kehidupan agraris yang cara pengolahannya masih dilakukan dengan alat-alat dan metode-metode sederhana. Kondisi ini pula yang menyebabkan sebagian besar
penduduk negara-negara berkembang masih tinggal di pedesaan.

c . Sumber Daya Alam Belum dapat Dimanfaatkan secara Optimal

Pemanfaatan kekayaan alam yang dimiliki belum mampu dioptimalkan. Dalam pemanfaatannya, negara berkembang masih bekerja sama dengan negara maju dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang dimiliki. Hasil sumber daya alam ini pada akhirnya dijadikan komoditas perdagangan (ekspor) karena belum memiliki teknologi untuk mengolahnya lebih lanjut. Oleh karena itu, pada umumnya negara berkembang mengandalkan ekspor dari hasil alam mentah.

d . Ketergantungan terhadap Negara Maju

Negara berkembang pada umumnya sedang giat-giatnya melakukan pembangunan, namun terbentur kendala modal dan teknologi. Oleh karena itu, mereka cenderung tergantung pada teknologi dan kucuran dana (baik hibah ataupun pinjaman) dari negara-negara yang lebih maju (negara donor) demi kelangsungan pembangunan yang sedang dijalankan. Pada praktiknya, negara-negara donor tersebut pemberikan pengaruh yang bersifat mengikat dan terkesan mendikte terhadap negara-negara yang dibantunya.

e . Keterbatasan Fasilitas Umum

Kemampuan pemerintah negara berkembang dalam bidang keuangan negara pada umumnya terbatas. Hal inilah yang menyebabkan keterbatasan fasilitas umum yang mampu disediakan oleh pemerintah.

f . Tingkat Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Relatif Rendah

Tingkat partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum relatif masih rendah. Masyarakatnya (termasuk pejabatnya) masih banyak yang melakukan kecurangan-kecurangan hukum tanpa rasa malu. Bentuk-bentuk pelanggaran hukum yang terjadi, antara lain pemaksaan kehendak, penyuapan, korupsi, kolusi, nepotisme, perusakan fasilitas umum, dan sebagainya. Kesetaraan gender juga belum membudaya, wanita yang aktif bekerja masih dianggap sebagai hal yang kurang pantas menurut beberapa kalangan. Penegakan dan perlindungan hak asasi manusia juga belum dapat dilaksanakan secara optimal.

g . Tingkat Pendidikan Masih Rendah

Tingkat pendidikan pendudukan di negara-negara berkembang secara umum masih rendah. Hal tersebut dikarenakan sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun nonformal masih terbatas dan belum memadai sehingga belum dapat dijangkau oleh seluruh penduduk di negara tersebut. Akibatnya, masih banyak dijumpai penduduk yang buta huruf.

h. Tingkat Pendapatan Masih Rendah

Mayoritas penduduk negara berkembang bekerja pada sektor pertanian yang umumnya masih dikerjakan secara tradisional. Tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh penduduk yang rata-rata masih rendah menyebabkan penduduk tidak mampu bersaing untuk bekerja atau menciptakan pekerjaan di sektor lain. Kondisi demikian mengakibatkan penduduk negara berkembang memiliki penghasilan atau pendapat rata-rata yang relatif rendah, sehingga pendapatan perkapita juga rendah.

i . Tingkat Kesehatan

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada tingkat kesehatan penduduknya. Pada umumnya penduduk negara berkembang belum memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan. Minimnya sarana dan prasarana kesehatan menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi, sedangkan angka harapan hidup rendah.

3. Ciri-Ciri Negara Maju

a. Sumber Daya Alam Dimanfaatkan secara Optimal

Pemanfaatan teknologi dan kepemilikan modal membuat masyarakat di negara maju mampu memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, menemukan sumber daya alam baru, ataupun memanfaatkan sumber daya alam yang telah ada sebagai energi alternatif. Misalnya pemanfaatan tenaga angin, air, atau energi matahari untuk menggantikan fungsi dari energi minyak bumi.

b . Dapat Mengatasi Masalah Kependudukan

Hal ini dikarenakan angka pertumbuhan kecil, jumlah penduduk pada umumnya tidak terlalu banyak, angka beban ketergantungan kecil, kualitas dan produktivitas penduduk tinggi, pendapatan perkapita tinggi, dan peluang kerja dan kesempatan berusaha terbuka luas.

c . Produktivitas Masyarakat Didominasi Barang-Barang Hasil Produksi dan Jasa

Kegiatan ini tidak memerlukan lingkungan agraris, sehingga dapat dipastikan bahwa > 70% penduduk negara maju tinggal di perkotaan.

d . Tingkat dan Kualitas Hidup Masyarakat Tinggi

Tingginya kualitas penduduk mendorong semakin tingginya produktivitas masyarakat yang bermuara pada semakin tingginya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.

e . Ekspor yang Dilakukan adalah Ekspor Hasil Industri dan Jasa

Ada kalanya, suatu negara maju sangat minim sumber daya alam atau bahkan tidak memiliki sumber daya alam sama sekali, namun dapat menghasilkan produk olahan sumber daya alam. Misalnya, hasil minyak mentah dari negara Inggris sangat minim, namun negara tersebut mampu menghasilkan produk olahan minyak bumi dan memasarkannya ke seluruh penjuru dunia. Kebutuhan minyak mentahnya tercukupi dengan cara mengimpor dari negara-negara lain yang umumnya termasuk dalam kategori negara-negara berkembang.

f . Tercukupinya Penyediaan Fasilitasilitas Umum

Negara maju memiliki kemampuan berupa sarana dan dana dalam memberikan pelayanan fasilitas umum yang memadai bagi warganya. Hal ini juga didukung dengan tingginya tingkat kesadaran warga masyarakatnya dalam memelihara dan memanfaatkan ketersediaan sarana fasilitas umum yang ada.

g . Kesadaran esadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Dijunjung Tinggi

Masyarakat di negara maju pada umumnya memiliki disiplin yang tinggi dalam mematuhi hukum. Pemerintahan yang berjalan menerapkan prinsip akuntabilitas (dapat dipertanggungjawabkan) serta transparansi (terbuka) dalam berbagai tindakan dan pengambilan keputusan. Jenis kelamin tidak lagi dipermasalahkan dalam penentuan jabatan, namun kemampuanlah yang diperhitungkan. Penghormatan terhadap hak asasi manusia dijunjung tinggi, bahkan untuk golongan minoritas, misalnya untuk kaum difabel (different ability) seperti orang tua, tuna netra, atau penyandang cacat fisik yang lain diberi fasilitas khusus dan porsi atau kesempatan kerja yang sejajar dengan masyarakat normal.

h. Tingkat Pendidikan Relatif Tinggi

Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan kualitas penduduk suatu negara. Di negaranegara maju secara umum penduduknya sudah memiliki kesadaran tinggi akan arti penting pendidikan dan penguasaan Iptek. Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi belajar penduduk negara-negara maju yang sangat tinggi. Tingginya tingkat pendidikan penduduk di negara maju juga ditunjang oleh sistem pendidikan yang baik dan anggaran pendidikan yang tinggi dari pemerintah.

i . Tingkat Pendapatan Penduduk Relatif Tinggi

Kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh mayoritas penduduk menjadikan negara maju memiliki potensi SDM yang berkualitas tinggi. Kondisi demikian membuat penduduk negara maju tidak lagi menggantungkan sektor pertanian sebagai penghasilan utama, tetapi di sektor industri, jasa dan perdagangan. Variasi pekerjaan di berbagai sektor tersebut menjadikan penduduk negara maju memiliki pendapatan rata-rata tinggi. Penghasilan penduduk yang tinggi akan berdampak pada pendapatan perkapita yang tinggi pula.

j . Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi, sehingga kesadaran masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik. Selain itu pihak pemerintah juga memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik, dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang tinggi di negara maju.

4. Tahap-Tahap Perrkembangan suatu Negara

Tahapan perkembangan negara tersebut menurut Walt Whitman Rostow, seorang ekonom dari Amerika Serikat, dalam bukunya yang berjudul Stages of Economic Growth (Tahapan-Tahapan Pertumbuhan Ekonomi) terbagi menjadi lima tahapan, dengan nama dan ciri-ciri berikut ini.

a. Tahap Masyarakat Tradisional ( Traditional aditional Socie Society Stage)

Dicirikan dengan:
1) kondisi masyarakat yang belum produktif;
2) cara berproduksi dan pola perekonomian yang dijalankan masih tradisional;
3) sistem dan pola kerja yang telah ada masih bersifat tradisi/turun temurun;
4) perekonomian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (belum berorientasi pasar); dan
5) mata pencaharian masyarakat di sektor pertanian.

b . Tahap Prakondisi Lepas Landas ( Precondition for Take Off Stage)

Dicirikan dengan:
1) terjadi perubahan pola kerja dan sistem di segala bidang, baik sosial, ekonomi, budaya, dan politiknya;
2) sudah mengenal dan menggunakan teknologi untuk lebih produktif dan efisien;
3) sudah muncul kesadaran menabung yang lebih produktif di lembaga-lembaga keuangan; serta
4) kegiatan perekonomian terus bergerak ke arah kemajuan.

c . Tahap Lepas Landas ( Take Off Stage)
Dicirikan dengan:
1) semakin berkembangnya usaha-usaha produksi;
2) terciptanya berbagai pembaruan yang lebih produktif dan efisien di segala bidang;
3) sektor produksi merupakan sektor dominan yang memacu pertumbuhan ekonomi; serta
4) semakin meningkatnya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.

d . TahapGerak Menuju Kematangan ( Drive for Maturity Stage)
Dicirikan dengan:
1) sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang terus menerus;2) penggunaan teknologi modern pada masyarakat semakin meluas;
3) semakin mantapnya struktur ekonomi negara;
4) negara mampu menginvestasikan pendapatan nasionalnya; serta
5) industri modern semakin berkembang, terutama industri yang padat modal.

e . Tahap Konsumsi Massa Tinggi ( Age of High Mass Consumption Stage)
Dicirikan dengan:
1) semakin meningkatnya pendapatan masyarakat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hingga pada tingkat pemenuhan kebutuhan sekunder bahkan tersier; dan
2) perkembangan industri mencapai tahap tertinggi dengan kemampuan sumber daya manusia yang sudah mencapai taraf ahli.

B. Mengidentifikasi Negara Berkembang dan Negara Maju

Berdasarkan ciri-ciri negara berkembang dan negara maju yang telah diuraikan di depan, maka kalian dapat membedakan antara negara berkembang dan negara maju. Hal yang harus kalian ingat adalah tidak semua negara yang memiliki pendapatan perkapita tinggi dapat digolongkan sebagai negara maju, namun harus diperhatikan pula aspek-aspek lain sebagai karakteristik atau ciri-ciri negara maju seperti yang telah diuraikan di depan. Salah satu contohnya adalah Uni Emirat Arab. Negara tersebut memiliki pendapatan perkapita yang tinggi dan pemenuhan kebutuhan masyarakatnya sampai pada tingkat kebutuhan sekunder bahkan tersier. Akan tetapi, negara ini masih dikategorikan sebagai negara berkembang. Hal ini dikarenakan masih adanya aspek-aspek lain yang menunjukkan ciri-ciri negara berkembang di Uni Emirat Arab, antara lain, masih banyaknya penduduk yang tinggal di daerah pedesaan, penyokong perekonomian masih didominasi barang mentah (minyak mentah) dan bukan barang produksi, belum mampu mengolah sumber daya yang ada secara maksimal menjadi barang hasil produksi, serta memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bangsa-bangsa Barat, khususnya Amerika Serikat dan Inggris dalam mengelola minyaknya. Ketidakseimbangan antara jumlah faktor produksi dengan teknologi yang dikuasai inilah yang menyebabkan penggunaan modal dan tenaga kerja belum dapat digunakan secara maksimal. Lain halnya dengan Singapura. Meskipun negara ini relatif kecil, namun memiliki tingkat pendapatan perkapita yang tinggi, lebih dari 80% penduduknya tinggal di daerah perkotaan, pertumbuhan ekonomi didukung oleh sektor perdagangan dan jasa, serta komoditas ekspor didominasi barang-barang hasil produksi. Hal-hal tersebut menjadikan Singapura tergolong sebagai negara maju.

Berdasarkan ciri-ciri negara maju dan negara berkembang tersebut, Michael Todaro dalam bukunya yang berjudul Perkembangan Ekonomi Negara-Negara Berkembang membagi wilayah negara-negara di dunia ini menjadi dua kawasan, yaitu kawasan Utara untuk menyebut negara-negara maju dan kawasan Selatan untuk menyebut negara-negara berkembang. Dalam perkembangannya, adanya tahapan perkembangan suatu negara telah menggeser pola tersebut. Pada kenyataannya, terdapat negara di kawasan Selatan yang dapat dikategorikan sebagai negara maju berdasarkan kondisi fisik, sosial budaya, ekonomi, dan penguasaan iptek yang dimilikinya. Negara-negara di wilayah Selatan yang dapat dikategorikan negara maju, yaitu Australia dan Selandia Baru. Berdasarkan peta berikut, terlihat bahwa mayoritas negara maju pada umumnya terletak di belahan bumi Utara (di sebelah atas garis hitam), antara lain, negara-negara di kawasan Eropa, Asia bagian Utara, Asia Timur, dan Amerika Utara, sedangkan negara-negara maju di belahan bumi Selatan adalah Australia dan Selandia Baru. Adapun negara-negara berkembang pada umumnya berada di sebelah Selatan dari negara-negara maju (di sebelah bawah garis hitam) tersebut, antara lain di sebagian besar wilayah Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Satu-satunya negara yang tidak dapat digambarkan/ditunjukkan sebagai negara maju pada peta berikut adalah Singapura karena wilayahnya terlalu kecil dan dikelilingi oleh negara-negara yang sedang berkembang.

Sebagai paradigma dan alternatif pendekatan untuk menata ulang sistem penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa, mendeterminasikan keimanan, ketaqwaan, dan keseimbangkan posisi dan peran pemerintah dan masyarakat, serta konsistensi dalam mewujudkan nilai dan prinsip dalam mengatasi kebutuhan masyarakat; termasuk penegakan hukum, penerapan prinsip dan sendi-sendi kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara, menghormati oposisi dan perbedaan pendapat, serta menjunjung tinggi HAM dan hak-hak warga negara seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam rangka itu, sebagai sistem organisasi dan manajemen pemerintahan, diharapkan tampil dengan susunan organisasi pemerintahan yang sederhana, agenda kebijakan yang tepat, pembagian tugas kelembagaan yang jelas, kewenangan yang seimbang, personnel yang professional, prosedur pelayanaan publik yang efisien, kelembagaan pengawasan yang mantap, dan sistem pertanggung jawaban yang tegas. Sedangkan manajemen pemerintahan harus dapat secara sistematis mengembangkan dan menerapkan nilai dan prinsip GG, serta memiliki visi, misi, strategi, dan kebijakan yang tepat dalam menghadapi berbagai permasalahan bangsa.

Dalam pada itu, “SDM di dalam organisasi pemerintahan”, baik para birokrat karier mau pun political appointees, diharapkan menjiwai perannya dalam mengemban “misi perjuangan bangsa”, dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai abdi masyarakat dan abdi negara yang bertanggung jawab, bijak, efektip, efisien, adil, dan santun, baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara langsung, maupun dalam “pengelolaan berbagai kebijakan” dalam menghadapi permasalahan bangsa dan dalam perjuangan mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa bernegara. Sejalan dengan itu, setiap warga negara dan masyarakat pun diharapkan lebih menyadari hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam perjuangan mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama dalam bernegara.

Dengan demikian, reformasi sistem birokrasi dalam rangka perwujudan harus menyentuh keseluruhan pilar pendukungnya dan secara substansial meliputi unsur “organisasi, manajemen, dan sumber daya manusia” yang didasarkan dan terarah pada nilai dan prinsip dalam mengatasi kebutuhan masyarakat. Dalam rangka penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa kita, semua itu merupakan manifestasi dari dimensi-dimensi spiritual SANKRI yang harus diamalkan secara konsisten dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa baik oleh aparatur negara mau pun warga masyarakat bangsa.

Nilai dan prinsip harus merupakan komitmen dan melekat pada setiap individu dan institusi sesuai posisi dan peran masing-masing dalam kehidupan bernegara. Dalam pembangunan birokrasi, fungsi dari nilai-nilai tersebut adalah menjadi pedoman perilaku dalam bersikap, berpikir, dan bertindak, baik secara individual maupun secara institusional, yang dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi kepemerintahan dapat dijabarkan antara lain dalam format “pengelolaan pelayanan dan kebijakan prima” (excellent management of public services and policies) yang memungkinkan karya dan kinerja keseluruhan pilar dan unsur dalam mengatasi kebutuhan masyarakat mencapai tingkat optimalitas sosial. Tanpa consensus, kompetensi, dan komitmen bersama, dan itu tidak mungkin dapat terwujud sebagai sistem penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa.